Manajemen Risiko

Manajemen Risiko

Manajemen Risiko

Definisi Resiko

Resiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, mmbahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan penyimpangan negatif dari hasil yang diinginkan atau diharapkan.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman , suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Manajemen risiko juga bisa diartikan sebagai proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal pasti risiko dan mengambil tindakan yang tepat terhadap risiko, yang tujuannya adalah secara terus menerus menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi atau mengelola  risiko. Pengelolan akan berjalan baik apabila diketahui besar kecilnya risiko  yang akan menjadi prioritas dalam menetapkan kebijakan pengelolaan risiko.

Strategi yang dapat diambil adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negative risiko, dan menampung sebagian atau konsekuensi risiko tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).

Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.

Alasan kenapa perlu adanya manajemen risiko sebagai contoh dalam bidang agroindustry adalah pengolah hasil produk pertanian  dalam bentuk:

  • Produk setengah jadi (pengalengan, sayur)
  • Produk akhir (Sirup markisa)
  • Hasil pertanian segar (ikan beku, sayur organic)
  • Saprodi pertanian(pupuk, pestisida)
  • Alat pertanian (traktor, jaringan irigasi)

Permasalahannnya adalah dihadapkannya  Risk dan Uncertainty dalam penyediaan bahan baku yang sifatnya musiman sehingga perlu manajemen.

PERBEDAAN RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN

RISIKO

KETIDAKPASTIAN

Ada data pendukung probabilitas kejadian Tidak ada data pendukung probabilitas kejadian
Subyek dan obyek jelas Subyek dan obyek  tidak jelas
Memiliki pengalaman Tidak memiliki pengalaman

Pengertian Resiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.

Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yang akan datang yang melibatkan perubahan seperti perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat) selain itu melibatkan pilihan dan ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan.

 

Hal-hal yang dapat menimbulkan risiko yaitu:

  1. Hal-hal external sampai hal internal
  2. Manajer puncak sampai cleaning service
  3. Aset berwujud (tangible assets) sampai asset tidak berwujud (intangible assets)
  4. Aktivitas inti (core business) sampai aktivitas pendukung (supporting unit)

Risiko yang dapat terjadi setiap saat

  • Masalah SDM dapat muncul setiap saat
  • Transaksi terjadi 24 jam sehari
  • Reputasi organisasi sangat sulit dibangun tetapi sangat mudah hancur
  • Investor sangat sulit membangun kepercayaan tetapi sangat mudah meninggalkan
  • Teknologi berkembang begitu pesat, sehingga mempercepat usangnya aset organisasi

Risiko yang berpotensi merugikan adalah:

  1. Berdampak langsung 
  • Wan prestasi pelanggan
  • Kehilangan, kerusakan atau kebakaran alat operasi
  1. Berdampak dalam waktu dekat
  • Kematian personal inti
  • Rusaknya system informasi
  1. Berdampak jangka panjang
  • Menurunnya reputasi organisasi
  • Menurunnya etos kerja karyawan

Risiko dari sudut pandang penyebab

  1. Resiko operasional yaitu risiko karena factor-faktor non keuangan, contohnya manusia, teknologi, dan alam
  2. Resiko Finansial yaitu risiko karena factor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, mata uang asing
  3. Resiko Strategi yaitu risiko karena kurang optimalnya strategi erusahaan yang dibuat.

Risiko dari sudut pandang akibat

  1. Risiko Murni yaitu kejadian berakibat hanya merugikan saja dan tidak memungkinkan adanya keuntungan , contoh risiko kebakaran.
  2. Risiko Spekulatif yaitu risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya kerugian tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan, contohnya investasi.

Fungsi Manajemen Risiko:

  1. Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko
  2. Membangun budaya sadar risiko di dalam organisasi melalui pendidikan yang memadai.
  3. Menetapkan kebijakan risiko internal dan struktur pada unit usaha.
  4. Pengkoordinasian berbagai macam kegiatan fungsional yang memberikan nasihat tentang masalah-masalah manajemen risijo dalam organisasi.
  5. Membangun proses cepat tanggap risiko, meliputi penyusunan program kontingensi dan kesinambungan bisnis.

Perkembangan pengelolaan risiko

Pandangan Konvensional

Pandangan Terpadu

Murni risiko Murni risiko dan spekulatif
Sumber masalah Sumber keunggulan
Menimbulkan biaya Supber pendapatan
Cara terbaik memindahkan risiko Cara terbaik mengelola risiko
Dikelola pada masing-masing bidang Dikelola terintegrasi

3 tipe pelaku usaha berkaitan dengan resiko, yaitu:

  1. Risk Taker (Optimis) adalah Orang yang berani namun spekulatif dalam mengambil keputusan degan mengukur risiko secara intuitif saja.
  2. Risk Neutral (Netral) adalah sikap terhadap risiko dimana investor memilih dengan tingkat return yang lebih tinggi terlepas dari risikonya.
  3. Risk Avoider (Pesimis) adalah orang yang tidak senang menghadapi risiko bahkan cenderung menghindari risiko

Tahapan Manajemen Risiko:

  1. Identifikasi Risiko

Tahap ini merupakan tahap awal dari manajemen risiko, dimana tahap ini mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Langkah pertama dalam mengidentifikasi risiko adalah melakukan analisis pihak yang berkepentingan (stakeholders). Langkah kedua dapat menggunakan 7S dari McKenzie yaitu: shared value, strategy, structure, staff, skill, sistem, dan style. Metode yang digunakan pada identifikasi risiko yaitu:

  • Analisis data historis

Menggunakan berbagai informasi dan data yang tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang oernah terjadi, contoh: data kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko kehilangan karyawan yang penting.

  • Pengamatan dan survei

Melakukan investigasi atau pencarian data langsung di tempat kejadian, contoh dengan mengamati proses produksi dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko lampu mati.

  • Pengacuan (benchmarking)

Mencari informasi tentang resiko di tempat atau perusahaan lain. Contohnya dari berita di media massa dapat diketahui bahwa escalator beresiko menyebabkan anak-anak terjepit.

  • Pendapat ahli

Mencari informasi dari ahli di bidang resiko tertentu. Contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan tingkat kolesterol tinggi beresiko kena penyakit jantung.

 

  1. Pengukuran Risiko

Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kuantitas risiko menyangkut berapa banyak nilai atau eksposur yang rentan terhadap risiko. Sedangkan kualitatif menyangkut kemungkinan suatu risiko muncul, semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula risikonya.

  1. Pengendalian Risiko

Fungsi monitor dan pengendalian risiko yaitu:

  • Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana.
  • Manajemen juga perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko cukup efektif.
  • Risiko itu sendiri berkembang, monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan berubahnya profil risiko. Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis pada perubahan prioritas risiko.

 

CaptureRisiko

Resiko yang dapat diidentifikasi:

No

Risiko Probabilitas

Efek

1

Masalah keuangan organisasi memaksakan pengurangan anggaran proyek.

Rendah

Katastrofik

2

Tidak mungkin merekrut staf dengan keahlian yang diperlukan

Tinggi

Katastrofik

3

Staf inti sakit pada saat kritis proyek

Sedang

Serius

4

Komponen perangkat lunak yang harus dipakai ulang mengandung kelemahan yang membatasi fungsionalitasnya

Sedang

Serius

5

Diusulkan perubahan terhadap persyaratan yang menuntut dilakukannya perancangan ulang secara besa-besaran

Sedang

Serius

6

Organisasi direstrukturisasi sehingga manajemen yang berbeda bertanggung jawab terhadap proyek.

Tinggi

Serius

7

Database yang digunakan pada system tidak dapat memproses transaksi perdetik sebanyak yang diharapkan.

Sedang

Serius

8

Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak diperkirakan terlalu sebentar.

Tinggi

Serius

9

Case tool tidak dapat di integrasikan

Tinggi

Dapat ditolerir

10

Pelanggan tidak memahami dampak perubahan persyaratan.

Sedang

Dapat ditolerir

11

Pelatihan yang dibutuhkan (staf tidak ada)

Sedang

Dapat ditolerir

12

Waktu perbaikan kerusakan diperkirakan terlalu sebentar

Sedang

Dapat ditolerir

13

Ukuran perangkat lunak diperkirakan terlalu kecil.

Sedang

Dapat ditolerir

14

Kode yang dihasilkan oleh case tool tidak efisien

Sedang

Tidak signifikan

Pengendalian Risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian. Pengedalian risiko dapat dijalankan dengan metode berikut ini:

  1. Menghindari resiko
  2. Mengurangi keparahan risiko
  3. Analisis kerugian
  4. Evaluasi kelayakan ekonomis
  5. Pemindahan resiko ke pihak lain yang lebih aman.
  6. Pembiayaan resiko ke perusahaan lain.

 

Kriteria kondisi pengambilan keputusan:

  1. Kondisi Certainty

Jika semua informasi yang dioerlukan untuk membuat keputusan diketajui secara sempurna dan tidak berubah

  1. Kondisi Conflict

Jika kepetingan dua/lebih pengambil keputusan berada dalam pertarungan aktif diantara kedua belah pihak, sementara  keputusabn certainty, risk, dan uncertainty yang aktif hanya pengambil keputusan.

  1. Kondisi Risk

Jika informasi sempurna tidak tersedia, tetapi seluruh  peristiwa yang akan terjadi beserta probabilitasnya diketahui.

  1. Kondisi Uncertainty

Jika seluruh informasi yang mungkin terjadi diketahui tetapi tanpa mengetahui probabilitasnya masing-masing.

 

Tinggalkan komentar